Pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku belanja masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal pembayaran yang saat ini didominasi transaksi non-tunai. Kecenderungan ini muncul akibat uang kertas yang merupakan salah satu media penularan virus. Hal ini didukung sebuah survei yang menunjukkan jika 63,5% dari 629 orang memilih transaksi non-tunai di tengah pandemi.
Apalagi, banyak merchant yang memprioritaskan transaksi non-tunai, sehingga banyak konsumen yang pada akhirnya harus memilih digital payment. Transaksi uang elektronik pun naik 33,8% per Agustus 2020 dibanding tahun sebelumnya, menurut data Bank Indonesia (BI). Apalagi dengan hadirnya QR Code Indonesian Standard (QRIS), di mana pengguna dapat memindai satu kode untuk segala jenis pembayaran non-tunai.
Namun, dengan segala kemudahan yang ditawarkan, kamu juga tetap harus berhati-hati, lho, ketika melakukan transaksi non-tunai. Kalau nggak, bisa membahayakan kondisi keuanganmu.
Yuk, simak 3 tips transaksi non-tunai yang aman.
Meski saat ini banyak tempat yang menyediakan wifi publik, sebaiknya gunakan koneksi pribadimu ketika bertransaksi non-tunai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa pencurian data pribadi rawan terjadi ketika menggunakan wifi publik. Apabila ini terjadi, mungkin saja akun keuanganmu dapat diakses oleh orang yang nggak bertanggung jawab.
Jangan lupa juga untuk selalu cek notifikasi aplikasi setelah transaksi non-tunai selesai. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai yang terdebet sesuai dengan yang semestinya. Apabila ada transaksi yang mencurigakan, atau kamu merasa nggak pernah melakukannya, segera hubungi pihak penyedia layanan keuangan terkait, ya.
Perkembangan e-commerce di Indonesia telah memudahkan konsumen untuk belanja dari rumah hanya lewat beberapa sentuhan jari di smartphone. Namun, berbelanja di Internet juga harus penuh kewaspadaan. Jika memungkinkan, selalu gunakan aplikasi e-commerce resmi yang diunduh di App Store dan Play Store.
Apabila harus menggunakan versi website, pastikan ada ikon gembok di samping link situs tersebut yang bisa ditemukan di sebelah pojok kiri atas. Pastikan juga bahwa alamat situs yang kamu akses berawalan https://.
Selain itu, layanan belanja online di e-commerce kini juga banyak dilengkapi fitur garansi produk, sehingga barang yang kamu pesan akan dijamin sampai.
Apabila penjual meminta pembayaran langsung di luar e-commerce, sebaiknya jangan kamu lakukan untuk menghindari penipuan. Selalu gunakan metode pembayaran yang disediakan langsung oleh e-commerce, sehingga apabila terjadi kendala dalam pengiriman barang, uangmu dapat kembali ke rekening.
Layanan keuangan umumnya membutuhkan password/PIN untuk dapat diakses, yang berupa kombinasi unik angka, huruf, dan tanda baca, tergantung penyedia layanan. Apabila kamu memiliki beberapa rekening, usahakan untuk memiliki PIN yang berbeda. Demi keamanan, ganti PIN secara berkala, ya.
Kamu juga dapat aktifkan verifikasi biometrik lewat sidik jari atau pengenalan wajah untuk semakin meningkatkan keamanan akunmu.
Saat ini beberapa layanan keuangan menerapkan sistem keamanan ganda atau two-factor authentication lewat SMS dalam bentuk one-time password (OTP). Jangan pernah beritahukan kode OTP ini ke siapapun, termasuk pihak yang mengaku sebagai penyedia layanan keuangan yang kamu pakai.
Untuk transaksi debit online atau kartu kredit, jangan beritahu kode CVV yang ada di belakang kartu ATM-mu. Ini untuk memproteksi akunmu dari transaksi yang nggak diinginkan.
Nah, itu dia beberapa tips bertransaksi non-tunai yang aman. Buat kamu pemilik bisnis dan ingin merambah digital payment, kamu bisa mengelola transaksi non-tunai dengan aplikasi toko online seperti Clodeo.
Di Clodeo, terdapat fitur point of sales (PoS) yang dapat mencatat dan menghitung penjualan yang terjadi baik secara online dan offline. Dengan aplikasi toko online yang satu ini, input produk yang terjual dan cetak transaksi bisnis dalam bentuk receipt sangat mungkin dilakukan secara instan. Semua hanya dalam satu aplikasi!
Coba fitur PoS di Clodeo sekarang!
Featured Articles