Sebagai pengguna internet pasti
Anda tidak asing dengan kata e-commerce, khususnya jika Anda adalah para pelaku
bisnis secara online. Kegiatan jual beli online, marketing online dan
pembayaran secara elektronik biasa disebut dengan e-commerce.
Secara sederhana e-commere dapat
diartikan sebagai konsep penerapan bisnis jual beli barang dan jasa melalui
jaringan elektronik dan biasanya melibatkan transaksi data elektronik, sistem
manajemen inventory otomatis dan sistem pengumpulan data otomatis. Hal ini
disebabkan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi baik dalam segi
efisiensi serta keamanannya, sehinnga memunculkan ide-ide gagasan untuk
menjadikan teknologi informasi sebagai media untuk mempermudah transaksi jual beli.
Keuntungan dengan menjalankan e-commerce adalah kita tidak membutuhkan toko atau kantor seperti yang dilakukan bisnis konvensional (offline) sebagai tempat usaha, tapi cukup dengan memanfaatkan internet kita dapat melakukan jual beli dengan jangkauan konsumen yang tidak terbatas dengan adanya internet yang dapat diakses 24 jam. Dan dalam pemasaran atau marketing E-Commerce, barang yang dijual dapat dipromosikan secara online sehingga biaya yang dikeluarkan untuk melakukan promosi tidak akan sebanyak biaya yang dikeluarkan jika melakukan promosi dengan cara konvensional.
Setidaknya ada tujuh jenis dasar
e-commerce atau bentuk bisnis e-commerce dengan karakteristik berbeda:
Business-to-Business (B2B)
Business-to-Consumer (B2C)
Consumer-to-Consumer (C2C)
Consumer-to-Business (C2B)
Business-to-Administration (B2A)
Consumer-to-Administration (C2A)
Online-to-Offline (O2O)
Yuk, simak penjelasan jenis-jenis e-commerce yang telah disebutkan satu-persatu!
1. Business-to-Business (B2B)
B2B e-commerce meliputi semua
transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan. Produsen
dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.
Umumnya e-commerce dengan jenis
ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email
dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau
pengiriman dan permintaan proposal bisnis.
EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.
2. Business-to-Consumer (B2C)
B2C adalah jenis e-commerce
antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal ini sesuai dengan bagian ritel dari
e-commerce yang biasa dioperasikan oleh perdagangan ritel tradisional. Jenis
ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar secara tak merata
atau bahkan bisa terhenti.
Jenis e-commerce ini berkembang
dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya website serta banyaknya
toko virtual bahkan mall di internet yang menjual beragam kebutuhan masyarakat.
Sementara di negara maju seperti Amerika sudah banyak kisah sukses e-commerce
yang berhasil dibidang ritel online.
Jika dibandingkan dengan
transaksi ritel tradisional, konsumen biasanya memiliki lebih banyak informasi
dan harga yang lebih murah serta memastikan proses jual beli hingga pengiriman
yang cepat. Beberapa website di Indonesia yang menerapkan e-commerce tipe ini
adalah Bhinneka, Berrybenka dan Tiket.com.
Jenis e-commerce ini biasa digunakan oleh penjual atau produsen yang serius menjalankan bisnis dan mengalokasikan sumber daya untuk mengelola situs sendiri.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
C2C merupakan jenis e-commerce
yang meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen.
Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform
online untuk melakukan transaksi tersebut.
Beberapa contoh penerapan C2C
dalam website di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak dan Shopee. Disana
penjual diperbolehkan langsung berjualan barang melalui website yang telah ada.
Namun ada juga website yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual terlebih dulu menyelesaikan proses verifikasi, seperti Blanja dan Elevenia.
4. Consumer-to-Business (C2B)
C2B adalah jenis e-commerce
dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran atau jual beli barang secara
tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam proyek dengan dasar multi
sumber daya. Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk
mereka bagi perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut.
Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan beberapa pilihan logo yang nantinya hanya akan dipilih salah satu yang dianggap paling efektif. Platform lain yang umumnya menggunakan jenis e-commerce ini adalah pasar yang menjual foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain seperti www.istockphoto.com.
5. Business-to-Administration (B2A)
B2A adalah jenis e-commerce yang
mencakup semua transaksi yang dilakukan secara online antara perusahaan dan
administrasi publik. Jenis e-commerce ini melibatkan banyak layanan, khususnya
di bidang-bidang seperti fiskal, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum
dan register, dan lainnya.
E-commerce B2A telah meningkat
dalam beberapa tahun terakhir dengan investasi yang dibuat melalui e-government
atau pihak pemerintah. Beberapa contoh website administrasi publik yang
menerapkan B2A adalah www.pajak.go.id dan www.bpjs-online.com.
Disana perusahaan dapat melakukan proses transaksi atas jasa yang mereka dapatkan langsung kepada pihak administrasi publik. Perusahaan diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih dahulu sebelum mendapatkan layanan dan baru diteruskan dengan proses transaksi.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Jenis C2A meliputi semua
transaksi elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi publik.
Contoh area yang menggunakan
jenis e-commerce ini adalah :
Pendidikan – penyebaran informasi, proses pembelajaran
jarak jauh, dan lainnya
Jamsostek – penyebaran informasi, pembayaran,
dan lainnya
Pajak – pengajuan pajak, pembayaran pajak, dan
lainnya
Kesehatan – janji pertemuan, informasi mengenai
penyakit, pembayaran layanan kesehatan dan lainnya.
Contoh penerapan C2A sama dengan
B2A, hanya saja pembedanya ada pada pihak individu-administrasi publik dan
perusahaan-administrasi publik.
Model B2A dan C2A sama-sama terkait dengan gagasan efisiensi dan kemudahan penggunaan layanan yang diberikan untuk masyarakat oleh pemerintah, juga dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Online-to-Offline (O2O)
O2O adalah jenis e-commerce yang
menarik pelanggan dari saluran online untuk toko fisik. O2O mengidentifiaksikan
pelanggan di bidang online seperti email dan iklan internet, kemudian
menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk menarik pelanggan agar meninggalkan
lingkup online.
Walaupun sudah banyak kegiatan
ritel tradisional dapat digantikan oleh e-commerce, ada unsur-unsur dalam
pembelanjaan fisik yang direplikasi secara digital. Namun ada potensi integrasi
antara e-commerce dan belanja ritel fisik yang merupakan inti dari jenis O2O. Hanya
karena ada bisnis tertentu yang tidak memiliki produk untuk dipesan secara
online, bukan berarti internet tak dapat memainkan perannya dalam hampir semua
bisnis.
Contohnya, sebuah pusat kebugaran
tidak akan bisa didirikan di ruang tamu rumah Anda, namun dengan menggunakan
layanan O2O yang disediakan perusahaan seperti Groupon Inc, pusat kebugaran
tersebut bisa menyalurkan bisnis offline nya menjadi online.
Beberapa perusahaan besar dengan pertumbuhan yang cepat seperti Gojek dengan Gofood dan Gomart-nya dan Airbnb juga menjalankan bisnis mereka dengan jenis O2O. Kini melalui website seperti tersebut Anda bisa masuk ke dalam toko, mengambil dan membayar barang yang dibeli, bahkan mengembalikan barang ketika terjadi kesalahan.